Sunday, January 06, 2008

Tentang Revolusi dan kulit muka yang kontrarevolusioner

Judul : Larasati
Penerbit : Lentera Dipantara, 2000
Tebal : 180 halaman

Larasati adalah roman Pramoedya yang cukup menarik dibaca, di angkot misalnya. Jumlah halamannya cuma 180. Kau bisa bereskan kurang dari 2 jam. Roman ini bercerita tentang gejolak seorang bintang film bernama Larasati di tengah hangatnya Revolusi yang masih dipertahankan dengan berdarah-darah karena Belanda masih merasa Indonesia sebagai Dutch East India.

Roman ini memang tak sebagus roman Tetralogi Pulau Buru. Terlalu kentara revolusi dengan "R" besar. Lekra banget kali ya... Tapi mungkin karya ini relevan di zamannya ketika terbit pada 1960. Lagipula Pram memang hidup di zaman peralihan itu. Ia hidup sejak sebelum republik ini tegak sampai rezim
yang memenjarakannya tanpa peradilan jatuh.

Sayang sekali, semangat Larasati akan Revolusi terganggu oleh penggambaran yang dibuat pembuat cover buku ini. Larasati digambarkan berwajah Eropa. Cukup memperlihatkan bahwa orang Indonesia masih mempunyai inferioritas bangsa terjajah dengan penggambaran cantik ala cover Larasati itu.

No comments: