
Penerbit : Lentera Dipantara, 2000
Tebal : 180 halaman
Roman ini memang tak sebagus roman Tetralogi Pulau Buru. Terlalu kentara revolusi dengan "R" besar. Lekra banget kali ya... Tapi mungkin karya ini relevan di zamannya ketika terbit pada 1960. Lagipula Pram memang hidup di zaman peralihan itu. Ia hidup sejak sebelum republik ini tegak sampai rezim yang memenjarakannya tanpa peradilan jatuh.
Sayang sekali, semangat Larasati akan Revolusi terganggu oleh penggambaran yang dibuat pembuat cover buku ini. Larasati digambarkan berwajah Eropa. Cukup memperlihatkan bahwa orang Indonesia masih mempunyai inferioritas bangsa terjajah dengan penggambaran cantik ala cover Larasati itu.
No comments:
Post a Comment